Loading...
You are here:intronesia/introNews./PDIP Kejutkan Publik: Ahok, Anies, dan Rano Karno Masuk Radar Calon Gubernur DKI Jakarta 2024
Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP PDIP, mengungkapkan bahwa partainya sedang mempertimbangkan Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Rano Karno untuk maju dalam pertarungan politik ibukota.
Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP PDIP, mengungkapkan bahwa partainya sedang mempertimbangkan Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Rano Karno untuk maju dalam pertarungan politik ibukota. Istimewa

PDIP Kejutkan Publik: Ahok, Anies, dan Rano Karno Masuk Radar Calon Gubernur DKI Jakarta 2024

13.08.2024 14:44 WIB
1-2 menit

intronesia.id, Jakarta - Dalam perkembangan mengejutkan menjelang Pilgub DKI Jakarta 2024, PDIP membuka kartu dengan mempertimbangkan tiga nama mantan Gubernur yang kontroversial sebagai calon potensial. Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP PDIP, mengungkapkan bahwa partainya sedang mempertimbangkan Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Rano Karno untuk maju dalam pertarungan politik ibukota.

"PDIP punya kader-kader internal yang potensial. Kita punya Ahok, Bang Rano bisa dipertimbangkan. Selain itu, ada Pak Anies," ujar Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (13/8).

Langkah berani PDIP ini menimbulkan spekulasi luas di kalangan pengamat politik. Pemilihan ketiga nama tersebut, yang masing-masing memiliki basis pendukung kuat namun juga kontroversi, dianggap sebagai strategi PDIP untuk memenangkan hati pemilih Jakarta yang beragam.

Djarot menekankan bahwa ketiga tokoh ini memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam memimpin provinsi. Ia juga menyoroti Rano Karno, mantan Gubernur Banten yang juga warga Betawi, sebagai pilihan yang menarik untuk mewakili aspirasi penduduk asli Jakarta.

Lebih lanjut, Djarot mengisyaratkan adanya kemungkinan strategi calon tunggal untuk mengunci peluang partai lain mengajukan calon sendiri. "Jadi bukan hanya Ridwan Kamil saja. Kita masih punya Pak Ahok yang terbukti, Pak Anies juga bisa," tegasnya.

Namun, tantangan terbesar PDIP adalah keterbatasan kursi di DPRD DKI Jakarta. Dengan perkiraan 15 kursi, partai ini masih membutuhkan dukungan tujuh kursi lagi untuk bisa mengusung kandidat sendiri. Djarot mengaku telah membangun komunikasi dengan partai lain, terutama PKB, untuk kemungkinan koalisi.

Dalam pernyataan yang mengundang perhatian, Djarot bahkan menyinggung kemungkinan kerjasama dengan PKS. "Misalnya berani enggak PKS mengusung Pak Ahok? Nah, itu luar biasa," katanya, membuka peluang aliansi politik yang tak terduga.

Pengumuman ini membuka babak baru dalam dinamika politik Jakarta, memicu spekulasi dan diskusi hangat di berbagai kalangan. Masyarakat Jakarta kini menanti dengan antusias perkembangan selanjutnya dari drama politik yang menjanjikan banyak kejutan ini.

Cek berita, artikel, dan konten INTRONESIA di Google News