Loading...
You are here:intronesia/introCity./Jakarta/Jilbab Hitam Mewarnai Pengukuhan Paskibraka Jakarta 2024: Akhir dari Kontroversi?
Jilbab Hitam Mewarnai Pengukuhan Paskibraka Jakarta 2024: Akhir dari Kontroversi?

Jilbab Hitam Mewarnai Pengukuhan Paskibraka Jakarta 2024: Akhir dari Kontroversi?

14.08.2024 18:25 WIB
2-3 menit

intronesia.id, Di tengah gemuruh kontroversi yang melanda jagat maya, sebuah pemandangan tak biasa menyapa mata saat pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) DKI Jakarta 2024. Rabu (14/8) yang cerah di Balai Agung Balai Kota menjadi saksi bisu ketika sejumlah anggota Paskibraka perempuan tampil mengenakan jilbab hitam, seolah menjawab keresahan publik yang sempat merebak.

Prosesi pengukuhan yang dipimpin Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono berlangsung khidmat. Alunan Indonesia Raya membuka acara, disusul hening cipta yang menggetarkan jiwa. Bambang Tedjo Baskoro, sosok Purna Paskibraka 1979, memimpin pembacaan Ikrar Putra-Putri Indonesia dengan suara lantang, menggema di seluruh ruangan.

"Pada hari ini saya kukuhkan saudara-saudara sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang akan bertugas di Provinsi DKI Jakarta pada 17 Agustus 2024," ucap Heru penuh wibawa, mengukuhkan 42 pemuda-pemudi pilihan. Harapan dan doa terpancar dari raut wajahnya, berharap para pahlawan muda ini diberi kemudahan dalam mengemban tugas mulia.

Momen penyematan lencana merah putih berlogo garuda menjadi puncak acara yang mengharukan. Heru tak segan berkeliling, menjabat tangan satu per satu anggota Paskibraka, memberi selamat dan semangat untuk tugas besar di Monas nanti.

Namun di balik kemeriahan acara, masih tersisa tanda tanya. Sebelumnya, kabar tentang anggota Paskibraka perempuan yang melepas jilbab sempat menghebohkan dunia maya. Foto-foto yang beredar memperlihatkan tak ada Paskibraka perempuan 2024 yang berhijab, memicu spekulasi liar.

Menanggapi hal ini, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi angkat bicara. Ia menegaskan tidak ada pemaksaan dalam pelepasan jilbab. "Penampilan paskibraka... adalah kesukarelaan mereka dalam rangka mematuhi peraturan yang ada," jelasnya dalam konferensi pers.

Yudian menambahkan, pelepasan jilbab hanya dilakukan saat momen formal pengukuhan dan pengibaran bendera pada upacara kenegaraan. Pernyataan ini seolah ingin meredam gejolak yang sempat merebak di masyarakat.

Dengan hadirnya anggota Paskibraka berjilbab hitam pada acara pengukuhan ini, apakah ini pertanda berakhirnya kontroversi? Atau justru membuka babak baru dalam diskusi tentang keberagaman dan identitas nasional? Hanya waktu yang akan menjawab, sementara para pemuda-pemudi pilihan ini bersiap mengemban tugas suci demi Ibu Pertiwi.

Cek berita, artikel, dan konten INTRONESIA di Google News