Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, atau yang lebih dikenal dengan nama Vihara Patung Seribu, merupakan salah satu destinasi pariwisata di Tanjung Pinang, Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Spot wisata ini terletak di Jalan Nusantara, sekitar 10 menit atau 5 kilometer perjalanan dari Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah.
Awalnya, Vihara ini dibangun dari tahun 2003 hingga 2014 sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha. Namun, sejak tahun 2017, Vihara Patung Seribu juga dibuka untuk wisatawan dari berbagai agama. Hal ini karena Vihara ini memiliki keunikan tersendiri dan bahkan masuk dalam nominasi sebagai Destinasi Pariwisata Unik pada acara Anugerah Pesona Indonesia 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Vihara Patung Seribu bukan satu-satunya tempat ibadah umat Buddha yang memiliki banyak patung. Namun, Vihara ini menjadi istimewa karena memiliki ratusan patung. Meskipun dinamakan Vihara Patung Seribu, sebenarnya jumlah patung di halaman Vihara ini hanya sekitar 500 buah. Penamaan "seribu" digunakan untuk memudahkan penyebutan.
Ratusan patung dengan tinggi sekitar 1,7 hingga 2 meter ini dibuat langsung oleh seniman Tiongkok. Meskipun jumlahnya banyak, patung-patung ini memiliki gaya dan gestur yang berbeda-beda. Ada yang sedang menggenggam tongkat, memakai topi, membawa lonceng, kendi labu, tasbih, dan lainnya.
Tidak hanya itu, ekspresi yang terukir di wajah masing-masing patung ini pun tidak ada yang sama. Mulai dari ekspresi seram atau jenaka, marah, cemberut, tersenyum, hingga tertawa. Semua patung ini diukir dengan sangat teliti dan detail pada batu-batu granit.
Patung-patung ini menggambarkan lohan atau arahat. Arahat adalah sebutan untuk murid-murid Siddharta Gautama Buddha yang telah mencapai pencerahan sempurna dan terbebas dari belenggu hawa nafsu.
Jumlah patung yang banyak ini sebenarnya merupakan sumbangan dari umat. Ada yang sumbangan pribadi dan juga dari perusahaan. Harga masing-masing patung diperkirakan sekitar 25 juta rupiah dan memiliki garansi hingga 500 tahun. Untuk menghormati para donatur, di bagian bawah setiap patung terdapat papan nama yang menunjukkan nama masing-masing donatur.
Untuk melindungi patung-patung ini agar tetap terjaga dan tahan lama, dibangunlah pagar besi sebagai pembatas. Meskipun tidak dapat melihat patung-patung dari jarak dekat, para wisatawan masih dapat menikmati ekspresi masing-masing patung, bahkan yang berada di barisan paling belakang. Hal ini karena patung-patung ini disusun berjajar secara berundak-undak di lokasi yang membentuk setengah lingkaran.
Selain ratusan patung, wisatawan juga dapat melihat gerbang batu bergaya Cina Kuno yang batunya juga diimpor langsung dari Tiongkok. Di atas gerbang megah ini, terdapat pagoda berwarna merah yang menambah keindahan tempat ini. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk berfoto di spot ini.
Untuk masuk ke area Vihara, yang buka dari hari Selasa hingga Minggu, wisatawan hanya perlu membayar tiket mulai dari 5 ribu rupiah. Harga yang terjangkau ini membuat Vihara Patung Seribu menjadi salah satu destinasi wisata yang sayang untuk dilewatkan ketika berlibur di Provinsi Kepulauan Riau.