Tan Malaka, Pejuang Kemerdekaan dan Pendidikan Rakyat

07.11.2023 05:53
1-2 menit
Tan Malaka lahir pada 2 Juni 1897 di Suliki, Sumatra Barat dengan nama Sutan Ibrahim
Tan Malaka lahir pada 2 Juni 1897 di Suliki, Sumatra Barat dengan nama Sutan Ibrahim Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Nama Tan Malaka memang tak setenar Sukarno dan Hatta, tetapi kiprahnya bagi kemerdekaan bangsa perlu diperhitungkan. Bahkan, gagasannya tentang Republik Indonesia mendahului Soekarno dan Hatta.

Karyanya yang berjudul Naar de Republik Indonesia (Menuju Republik Indonesia) pada 1925 menjadi bukti nyata pemikirannya tentang Republik Indonesia. Karya ini mendahului karya Hatta yang berjudul Indonesia Merdeka (1930) dan karya Soekarno Kearah Indonesia Merdeka (1932). Melalui karya ini, Tan Malaka mencita-citakan kemerdekaan tidak hanya sekadar kemerdekaan politik, tetapi kemerdekaan dalam setiap aspek.

Tan Malaka lahir pada 2 Juni 1897 di Suliki, Sumatra Barat dengan nama Sutan Ibrahim. Ia terlahir dari keturunan Muslim yang taat dan termasuk anak yang cerdas. Sejak kecil ia pandai mengaji, rukun sembahyang dan sifat dua puluh Tuhan dihafal dengan cepat, bahkan mampu menghafal al-Quran.

Pendidikan formal Tan Malaka dimulai sekitar 1903-1908 di kampungnya sendiri, Suliki. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Kweekschool, Bukit tinggi. Di sekolah ini, kecerdasan Tan Malaka amat tampak sehingga para gurunya bersimpati kepadanya. Rasa simpati tersebut diejahwantahkan dengan kerelaan mereka untuk mengumpulkan Rp50 setiap bulan untuk membantu Tan Malaka melanjutkan pendidikannya di Harleem, Belanda.

Tuntas menjalani pendidikan di Belanda, ia kembali ke Indonesia dan menjadi guru bagi anak-anak kaum buruh di perkebunan Deli (Sumatra) dari Desember 1919 hingga Juni 1921, dan kemudian sederet keterlibatan pendidikan lain termasuk di Semarang. Pengalaman bergaul dengan kelompok miskin dan terpinggirkan memantapkan dirinya untuk bergerak dalam bidang pendidikan. Dalam lintasan pengabdian inilah, ia bertemu dengan tokoh-tokoh pergerakan lain.

Pada saat yang sama, kepeduliannya untuk mengangkat rakyat kecil juga mewarnai kebangsaan yang dikembangkannya. Karyanya Aksi Massa dan Madilog mencerminkan keyakinannya bahwa gerakan sosial adalah juga pembaruan dalam berpikir dan dalam berjuang.

Tan Malaka merupakan pejuang yang tak kenal lelah dalam merebut kemerdekaan bangsa. Ide-idenya tidak hanya dituangkan dalam bentuk teori-teori, tulisan-tulisan dalam karyanya, tetapi dipraktikkan dalam tindakan nyata. Ia memiliki kesadaran penuh bahwa bangsa Indonesia mesti dimajukan dan diberi semangat agar dapat lepas dari penjajahan dan meraih kemerdekaan melalui jalan pendidikan.

Bagi Tan Malaka, tujuan pendidikan adalah mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan. Kemerdekaan rakyat hanya bisa diperoleh dengan pendidikan kerakyatan. Selain itu, pendidikan rakyat berguna untuk menghadapi kekuasaan pemilik modal yang berdiri atas pendidikan yang berdasarkan permodalan.

Atas jasanya bagi bangsa Indonesia, Presiden Sukarno menetapkan Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden No.53 Tahun 1963.

---

Artikel ini telah diterbitkan di kanal 1001indonesia.net dengan judul: Tan Malaka, Memperjuangkan Pendidikan Rakyat

intronesia logo

intronesia.id adalah patform media digital sebagai opsi ruang informasi yang menyajikan berita dan informasi secara proporsional dan objektif.  "cintai indonesia dengan caramu"

©2024. PT Intro Media Indonesia