Setelah dua tahun tidak terungkap, polisi akhirnya menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Jalan Cagak, Subang, Jawa Barat. Kelima tersangka adalah suami korban YH, serta MR, M, A, dan A.
Dalam kasus ini, korban Tuti Suhartini (55) dan anaknya, Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan tidak bernyawa di bagasi mobil mewah Alphard dekat rumah mereka, pada Rabu (18/8/2021).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Surawan mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan intensif selama tiga bulan terakhir. Salah satu tersangka, MR, yang merupakan orang dekat YH, mendatangi Polda Jawa Barat untuk mengakui terlibat dalam pembunuhan dan mengajukan diri sebagai justice collaborator (JC).
“Dari MR, kita mendapatkan beberapa orang yang menurut dia (MR) sebagai pelaku dan (segera) dilakukan penangkapan. Dari empat orang ini sudah ditetapkan tersangka dan lima termasuk MR. Kita tahan dua orang, yaitu YH dan MR,” ujar Surawan, Rabu (18/10/2023).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, YH meminta MR ke rumah korban dan menunggu di garasi. YH juga meminta MR mengambil alat golok. Namun, MR mengaku tidak mengetahui bagaimana para pelaku mengeksekusi kedua korban itu.
Setelah mendengar teriakan, MR masuk ke rumah dan menyaksikan pelaku lain membenturkan kepala Amelia Mustika Ratu ke dinding. Namun, Surawan tidak merinci identitas pelaku lain yang membenturkan kepala Amelia Mustika Ratu ke dinding. MR mengakui terlibat pembunuhan ibu dan anak di Subang karena tertekan.
“Dia (MR) selama ini ada tekanan, dua pekan lalu sempat mengaku, tetapi belum yakin. Kemarin, dia berdiskusi dengan keluarga dan kuasa hukum lebih baik menyerahkan diri,” katanya.
Sampai sekarang motif para pelaku masih dalam proses pendalaman. Atas perbuatannya, kelima tersangka disangkakan Pasal 338 dan 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.
Kasus tersebut menjadi kasus yang menghebohkan sebab, ibu dan anak itu ditemukan tewas di bagasi mobil mewah di halaman rumah korban. Perjalanan kasus tersebut tergolong panjang. Sebab kasus tersebut sempat belum menemukan titik temu sampai beberapa kali Kapolda Jawa Barat berganti.