Sudah banyak penelitian mengungkapkan bahaya terlalu lama bermain telepon genggam. Tak hanya para gamers, kamu yang selalu berselancar di sosial media juga diimbau waspada.
Pengguna ponsel yang sering bermain Sosmed ternyata memiliki kecenderungan terserang risiko penyakit mental, seperti depresi dan kesepian.
Temuan mengejutkan itu terungkap dari sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada Desember 2017 oleh para peneliti di University of Pennsylvania, Amerika Serikat. Para ahli ini membuat penelitian tentang ketergantungan pada media sosial dan dampaknya bila berhenti menggunakannya.
Hasilnya cukup mengejutkan. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Social and Clinical Psychology itu menyebutkan bahwa membatasi penggunaan media sosial hingga sekitar 30 menit per hari dapat meningkatkan kesehatan mental penggunnya.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti yang diketuai Melissa G. Hunt, mengumpulkan 143 mahasiswa untuk diuji coba. Mereka menjalani dua uji coba berbeda, pada musim semi dan musim gugur.
Setiap mahasiswa harus memiliki akun media sosial Facebook, Instagram, dan Snapchat. Selain itu, Hunt hanya memilih mahasiswa yang memilih iPhone.
Alasannya, iPhone akan mencatat dan menampilkan total waktu yang dihabiskan untuk bermain media sosial secara otomatis di layar.
Hunt dan koleganya memantau para mahasiswa itu dalam menggunakan media sosial selama seminggu. Hunt juga memberi kuesioner yang menilai kesehatan mental mereka.
Kuesioner tersebut mengandung tujuh faktor yang berbeda, yaitu dukungan sosial, takut kehilangan, kesepian, kemandirian dan penerimaan diri, kecemasan, depresi, dan harga diri.
Selanjutnya, Hunt melakukan eksperimen terhadap para mahasiswa tersebut. Selama tiga minggu berikutnya, satu kelompok mahasiswa yang dipilih acak dibiarkan bermain media sosial seperti biasanya.
Sementara kelompok mahasiswa yang lainnya hanya boleh menggunakan media sosial selama 10 menit per platform untuk setiap harinya.
"Di sini kita melihat perbedaannya. Menghabiskan lebih sedikit waktu untuk media sosial daripada biasanya akan menurunkan depresi dan kesepian secara signifikan. Efek ini sangat terasa bagi orang-orang yang tertekan ketika menjalani uji coba," kata Hunt.
Para peneliti memilih untuk membatasi media sosial daripada menyuruh subjek untuk berhenti sama sekali. Membatasi penggunaan media sosial terlihat lebih realistis.
Hunt juga melihat adanya penurunan pada masalah kecemasan dan takut kehilangan pada subjek yang membatasi penggunaan media sosial mereka.
Sayangnya, para peneliti tidak melihat ada perbaikan pada masalah dukungan sosial, harga diri, kemandirian dan penerimaan diri pada subjek penelitian.
“Karena penelitian ini adalah yang pertama dari jenisnya, ada banyak peluang untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut,” kata peneliti.