Warga Indonesia yang ingin berbelanja di Singapura bisa bertransaksi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) mulai hari ini, Jumat (17/11).
Dengan penerapan ini, pelancong warga negara Indonesia (WNI) memiliki alternatif metode pembayaran jika tak ingin membawa uang tunai.
"Implementasi QRIS antar negara yang pada 17 November yang akan datang diperluas tidak hanya negara Malaysia dan Thailand, tetapi juga dengan Singapura," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di kantor BI, Jakarta, Jumat (3/11).
Langkah tersebut dilakukan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran.
Tak hanya di Singapura, Bank Indonesia (BI) bertekad untuk memperluas penggunaan QRIS hingga ke Jepang dan India.
Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta menegaskan perluasan jangkauan QRIS akan dilakukan bertahap ke negara Asia lainnya, termasuk ke China dan Korea Selatan.
"Kalau pergi ke negara itu, tinggal scan (pindai) yang penting ada saldo di handphone-nya," katanya.
Filianingsih mengatakan implementasi QRIS di Malaysia dan Thailand terus meningkat baik inbound maupun outbound.
Inbound artinya turis yang ke Indonesia. Sedangkan, outbound adalah orang Indonesia yang negara tersebut.
"Ini terutama terjadi transaksinya di destinasi wisata dan daerah-daerah bisnis. Jadi di Jakarta, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat. Kalau Malaysia Jawa Barat tinggi, turis Malaysia datang belanja dan mereka sudah pakai QRIS," ujarnya.
Mengutip situs resmi BI, QRIS adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.
QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan BI agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.