intronesia.id, Jakarta - Momen langka paus bungkuk melakukan handstand di permukaan laut. Posisi ini membuat paus terlihat berubah menjadi patung selama beberapa menit. Momen ini berhasil diabadikan TikTokers Brodie Moss asal Australia secara tak sengaja.
Brodie Moss selaku anggota kru YBS Youngbloods, sebuah tim yang kerap membuat konten laut di pesisir Australia Barat antara Exmouth dan Broome.
Moss merekam kejadian itu saat mengayuh kayak di perairan Australia. Dia melihat ekor paus tiba-tiba muncul dari permukaan, mematung tak bergerak seakan dikutuk oleh medusa. “Jantung berdebar sangat kencang,” kata Moss dalam video yang diunggah di TikTok dan YouTube.
Video Moss menunjuk ekor paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) yang keluar dari permukaan, mengambang di cakrawala sedang badannya tetap di dalam air. Moss tidak menjelaskan di mana lokasi paus handstand itu terjadi.
“Kurasa itu ekor paus. Ia muncul begitu saja dan menjulurkan ekornya, dan diam tak bergerak. Aku bahkan tak bisa berkata apa-apa,” ujarnya. Moss mendayung mundur untuk menjaga jarak. Di sekitar paus besar terlihat seekor paus lebih kecil yang diduga anaknya. “Apa yang dilakukannya,” lanjut Moss.
Moss lantas memasukkan kamera ke bawah air untuk melihat pergerakan anak paus yang berkeliaran di dekat paus dewasa. Dari kejauhan, terdengar suara seakan mereka sedang bernyanyi saling bersahutan.
Perilaku mematung ini tak hanya membuat Moss dan netizen TikTok terkesima, para ilmuwan juga telah mempertanyakannya selama berabad-abad. Mereka menjuluki fenomena ini dengan sebutan “tail sailing” yang artinya “ekor berlayar”. Ini karena ekor paus terlihat menyerupai layar perahu ketika muncul ke permukaan.
Tail sailing adalah pemandangan menakjubkan yang jarang disaksikan oleh pengamat paus bungkuk, paus abu-abu, paus bowhead, dan paus sikat. Peristiwa serupa juga pernah terjadi di wilayah lain di dunia. Di lepas pantai Brasil, misalnya, studi paus yang dilakukan pada 1989 dan 2000 terkadang mencatat perilaku tail sailing paus. Setiap peristiwa berlangsung mulai dari beberapa detik hingga yang paling lama 12 menit.
Dalam kebanyakan kasus yang disaksikan ilmuwan Brasil, ketika tail sailing berlangsung, paus biasanya akan memelintir ekornya secara perlahan. Perilaku ini dilakukan oleh paus dewasa, induk paus, dan sesekali betina yang sedang hamil. Saat induk paus menunjukkan perilaku tersebut, anak paus biasanya berenang mengelilinya, persis seperti yang direkam oleh Moss. Kejadian serupa pernah terjadi pada 2016, di mana sebuah drone yang terbang di lepas pantai Maui merekam ekor paus bungkuk tegak dan bertahan di permukaan selama lebih dari 10 menit. Menurut peneliti, tail sailing kemungkinan ada hubungannya dengan perilaku istirahat.
Posisi tail sailing membuat induk paus dapat beristirahat sekaligus mengawasi anaknya. Dengan menjulurkan ekor ke permukaan, paus yang berdarah panas secara teori dapat membantu mengatur suhu tubuhnya.
Dalam catatan peneliti Brasil, ekor ikan paus sangat vaskularisasi, artinya dapat digunakan untuk menyerap atau melepaskan panas dari tubuh dengan cukup efektif. Namun, hipotesis ini masih bersifat dugaan, alias dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.