intronesia.id, Komnas HAM memberi catatan kepada PSSI dan Arema FC usai peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2023.
Masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki setelah tarjadinya insiden kelam dalam sepak bola Indonesia tersebut. Dalam keterangan resmi, Senin (2/10), Komnas HAM menyoroti tujuh poin yang sudah dilakukan oleh PSSI.
Rinciannya adalah pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB), partisipasi dalam satuan tugas transformasi sepak bola, penghentian Liga 1, membuat regulasi yang lebih spesifik soal pengamanan, sosialisasi regulasi, memberi dana santunan total Rp2 miliar, hingga larangan suporter tandang di stadion.
Komnas HAM mengakui regulasi larangan penonton tandang dalam pertandingan liga sudah mengurangi provokasi di tengah-tengah pertandingan. Namun, Komnas HAM meminta masih ada hal penting yang perlu dilakukan PSSI.
"Komnas HAM mencatat bahwa aturan larangan suporter tim tamu pada laga tandang memang dapat mengurangi adanya ujaran kebencian dan provokasi kekerasan pada saat penyelenggaraan pertandingan sepak bola," tulis Koordinator Subkomisi Penegakan HAM Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing, di situs resmi.
"Meskipun demikian, Komnas HAM berharap agar PSSI menyusun program pembinaan suporter sepak bola dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan yang bekerjasama dengan pihak klub yang antara lain seperti pendidikan kesadaran suporter, dialog yang terbuka, kemitraan dengan komunitas suporter, dan pengawasan suporter."
Lebih lanjut Komnas HAM memberi catatan kepada Arema FC terkait tragedi yang merenggut 135 nyawa tersebut. Komnas HAM sudah melihat pihak Arema FC membentuk satuan tugas untuk pemulihan, evaluasi, dan perombakan tata kelola klub setelah tragedi.
Namun, pihak Komnas HAM menyatakan tidak ada transparansi yang diberikan oleh Arema FC.
"Hingga saat ini, tim monitoring Komnas HAM belum mendapatkan informasi apapun terkait hasil evaluasi dan progres kinerja satuan tugas ini yang berhubungan dengan rekomendasi Komnas HAM. Kami menekankan pentingnya transparansi dalam pelaksanaan evaluasi dan langkah-langkah pemulihan klub," tulis Komnas HAM.
Komnas HAM justru menyinggung kericuhan pada pertandingan Persik Kediri vs Arema FC pada 15 Juli lalu. Kehadiran pendukung Arema disinyalir jadi penyebab kekerasan yang terjadi di stadion.
"Insiden ini dipicu oleh kehadiran sejumlah suporter Arema yang menyusup ke dalam pertandingan, meskipun PSSI telah melarang suporter tim tamu untuk hadir dalam laga tandang," terang Komnas HAM.