Gregoria Mariska Tunjung jadi tunggal putri Indonesia pertama yang memenangkan gelar BWF Tour level Super 500 usai jadi juara Kumamoto Japan Masters 2023, Minggu (19/11).
Gregoria menang telak atas juara Olimpiade 2020, Chen Yufei dengan skor 21-12, 21-12.
Gregoria sempat lebih dulu ketinggalan dua angka di awal laga. Namun bisa membalas lewat raihan empat poin beruntun yang membuat skor jadi 4-2. Gregoria terus menjaga keunggulan hingga poin 7-5.
Drop shot silang yang apik dari Gregoria kemudian membuat Chen Yufei mati langkah. Gregoria memperbesar keunggulan jadi 8-5.
Serangan Gregoria ke pertahanan Chen Yufei terus berlanjut. Ia berhasil merebut dua poin beruntun dan memimipin 10-5 lewat smes keras yang tidak bisa diadang oleh Chen Yufei.
Gregoria kemudian menutup interval gim pertama dengan keunggulan 11-5 setelah pukulan Chen Yufei membentur net. Selisih enam poin di interval gim pertama jadi modal berharga bagi Gregoria.
Selepas interval, Gregoria terus berusaha menekan CHen Yufei. Beberapa kali pengamatan yang tak akurat dari Chen Yufei membuat Gregoria memimpin delapan angka, 15-7.
Setelah momen itu, Gregoria sempat kehilangan empat angka dari Chen Yufei. Gregoria baru bisa memutus catatan buruk itu setelah tekanan yang ia lakukan membuat pengembalian Chen Yufei keluar. Skor 16-11 untuk Gregoria.
Gregoria lalu menambah poin di dua kesempatan berikutnya. Keduanya kembali berasal dari pukulan Chen Yufei yang keluar. Skor 18-11 untuk Gregoria.
Gregoria terus melaju dan meraih game point di angka 20-11. Sempat gagal di kesempatan pertama, Gregoria lalu menutup gim pertama dengan skor 21-12.
Memasuki gim kedua, pertarungan yang lebih ketat terjadi. Kedua pemain bergantian memimpin. Gregoria sempat unggul 4-2 dan berlanjut menjadi 6-4 namun setelah itu Chen Yufei meraih empat poin beruntun yang membuatnya berbalik memimpin 8-6.
Gregoria lalu menunjukkan perlawanan sengit. Skor kembali imbang di angka 9-9 setelah netting dari Gregoria memaksa Chen Yufei mengembalikan bola yang mudah dipukul oleh HGregoria di depan net.
Chyen Yufei kemudian menjawab serangan gregoria dengan raihan dua poin beruntun. Ia memimpinn 11-9 di interval.
Selepas interval, Gregoria langsung menghentak dengan torehan dua poin cepat. Pengembalian Gregoria yang jatuh di depan net tidak bisa dijangkau oleh Chen Yufei, skor pun imbang 11-11.
Setelah itu Chen Yufei membalas. Lewat reli panjang sebanyak 26 pukulan, Chen Yufei meraih poin lewat pukulan drop shot yang membuat Gregoria kesulitan.
Gregoria kemudian menyamakan skor menjadi 12-12 lewat reli sengit. Kesalahan Chen Yufei jadi keuntungan bagi Gregoria. Gregoria akhirnya bisa kembali memimpin di angka 13-12 setelah smes Chen Yufei membentur net.
Gregoria lalu mendapat dua poin berikutnya lewat reli sengit yang diakhiri drop shot tajam. Gregoria berhasil memperlebar selisih angka menjadi tiga poin di kedudukan 15-12.
Laju poin Gregoria terus berlanjut dan tidak bisa ditahan oleh Chen Yufei. Ia sukses memimpin 18-12 setelah pukulan Chen Yufei keluar lapangan.
Drop shot dari Gregoria benar-benar membuat Chen Yufei kepayahan. Drop shot ke arah backhand Chen Yufei membuat skor menjadi 19-12 untuk Gregoria Mariska.
Gregoria langsung meraih match point di angka 20-12 sekaligus memastikan raihan sembilan poin beruntun. Smes silang Gregoria kemudian menyudahi perlawanan Chen Yufei di laga tersebut. 21-12 untuk Gregoria di akhir laga gim kedua.
Sejak BWF menggunakan skema BWF Tour sejak 2018, belum ada tunggal putri Indonesia yang bisa memenangkan BWF Tour level 500 ke atas. Pencapaian terbaik tunggal putri Indonesia adalah juara turnamen level Super 300 yang dimenangkan oleh Fitriani (Thailand Open 2019), Putri Kusuma Wardani (Spain Masters 2021), dan Gregoria di Spain Masters 2023.
Kemenangan Gregoria di Japan Masters 2023 membuat tunggal putri Indonesia punya juara di level Super 500 sejak era BWF Tour pada 2018. Gregoria jadi pebulutangkis tunggal putri Indonesia pertama yang sukses mengukir sejarah tersebut.