PSSI ingin Indonesia maju menjadi calon tuan rumah Piala Dunia 2034 bersama tiga negara. Bagaimana peluang Indonesia?
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menilai peluang Indonesia maju bersama Australia, Singapura, dan Malaysia cukup besar. Namun belum ada nota kesepahaman dari keempat negara ini.
"Nanti kita lihat kalau peluangnya kuat, kita perhitungkan kembali. Yang saya keberatan itu kita sebagai bangsa tidak dianggap layak [jadi tuan rumah Piala Dunia]," kata Erick.
Ini diungkapkan Erick menyikapi pemberitaan media Australia, Sydney Morning Herald, yang menyebut Indonesia tak pantas jadi rekan Australia jadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2034.
Indonesia dianggap tak layak maju karena banyak kerusuhan sepak bola terjadi. Salah satunya Tragedi Kanjuruhan. Politik luar negeri Indonesia terkait Israel jadi pertimbangan lainnya.
Erick membantah bahwa Australia meninggalkan Indonesia dan lebih memilih Selandia Baru sebagai rekan. Menurut Erick pembicaraan soal Piala Dunia 2034 masih berjalan.
Bahkan Erick telah berbicara dengan perwakilan pemerintah Malaysia dan Singapura. Kedua negara ini menyatakan sepakat maju bersama Indonesia untuk tuan rumah Piala Dunia 2024.
"Nanti untuk tanda tangan kerja sama itu [antara PSSI, FA, FAS, dan FAM) tanggal 31 Oktober ini. Jadi masih diskusi [apakah bidding Piala Dunia 2034 atau tidak]," ujarnya.
Adapun proses pengajuan tuan rumah Piala Dunia 2034 telah dibuka FIFA mulai 4 Oktober. Batas pernyataan minat menjadi tuan rumah akan ditutup FIFA pada 31 Oktober.
Sejauh ini baru Arab Saudi yang disebut telah mendaftarkan diri ke FIFA. Bahkan pihak Arab Saudi mengaku sudah mendapat dukungan dari konfederasi sepak bola Asia (AFC).
Negara lain yang juga berminat menjadi tuan rumah Piala Dunia 20234 adalah China, dan Kazakhstan bersama Uzbekistan. Namun, sama seperti Indonesia, belum ada pengajuan resmi.
