Hanya ada dua sungai di dunia yang bisa diarungi dengan berselancar. Pertama, Sungai Amazon yang mengalir di Benua Amerika bagian selatan. Sementara sungai kedua berada di Indonesia, yaitu Sungai Kampar.
Kedua sungai tersebut memiliki ombak layaknya laut. Secara ilmiah, ombak di sungai itu disebut gelombang Bono. Di antara keduanya, kualitas ombak Sungai Kampar lebih hebat daripada Sungai Amazon. Tidak salah jika Kampar dinobatkan sebagai wahana selancar sungai terbaik di dunia.
Bono yang terjadi di Sungai Kampar merupakan fenomena alam yang sangat jarang terjadi. Ombak ini terjadi karena pertemuan tiga arus yang berasal dari Selat Malaka, Laut China Selatan, dan arus Sungai Kampar itu.
Akibatnya, terjadi gelombang kuat yang masuk lewat muara dan mendesak hingga berkilometer jauhnya ke hulu. Desakan itu kemudian menimbulkan gelombang serupa ombak di lautan setinggi 4 sampai 6 meter sehingga bisa dinaiki para peselancar.
Uniknya, di Sungai Kampar, gelombang yang tercipta tak hanya satu, tapi berlapis-lapis. Secara bersamaan, bisa terjadi tujuh gelombang yang menyapu dengan kecepatan 40 kilometer per jam. Saking takjub dan terpesonanya, masyarakat menyebut keajaiban alam itu sebagai “Gelombang Tujuh Hantu”.
Sayangnya, Bono di sungai ini tidak bisa terjadi setiap waktu seperti di laut. Untuk bisa menikmatinya juga harus menunggu bulan purnama penuh. Bono terbesar biasanya terjadi saat musim hujan. Ketika itu, debit air Sungai Kampar cukup besar, yaitu sekitar bulan November dan Desember.
Dengan panjang 450 kilometer, Sungai Kampar melintasi 3 kabupaten di Riau, yaitu Kabupaten Pelalawan, Kampar, dan Kuantan Singingi, serta 2 kabupaten di Provinsi Sumbar, yakni Lima Puluh Kota dan Sijunjung.
Lokasi selancar sungai ini berada di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau. Dari Pekanbaru, dibutuhkan waktu sekitar 4-7 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Tak sedikit peselancar mancanegara yang menjajal berselancar di atas sungai ini.
Ombak bono menjadi uji stamina dan adrenalin bagi para peselancar. Berselancar di ombak bono akan sangat melelahkan fisik peselancar. Ombak yang terbentuk demikian panjang, lama, dan besar. Para peselancar akan berselancar mengikuti ombak bono dalam waktu yang cukup lama, yakni lebih dari 20 menit.
Gelombang di Sungai Kampar juga memiliki karakteristik yang berbeda dengan gelombang ombak di laut. Adanya kekuatan gelombang yang melaju ditambah arus yang mengalir ke hulu akan menyebabkan gelombang terjadi dari kedua sisi. Sebab itu, para peselancar, khususnya yang baru pertama kali ke tempat ini, harus mengerti dulu medannya sebelum mulai berselancar.
Satu hal yang juga menantang dari sungai ini adalah sering ditemukan binatang liar, seperti buaya muara dan ular piton. Namun, para pengunjung tidak perlu khawatir. Biasanya, binatang-binatang itu akan akan bersembunyi di anak sungai ketika gelombang bono datang.