Rumah tambi adalah rumah tradisional suku Lore yang berdiam di dataran tinggi yang beriklim sejuk di sebelah barat Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Tepatnya berada di Lembah Bada, Lembah Behoa, dan Lembah Napu, sebuah kawasan yang terkenal akan peninggalan megalitiknya.
Rumah tradisional ini berbentuk panggung, berdiri di atas tiang yang terbuat dari kayu bonati. Bentuknya segi empat. Atapnya berbentuk seperti jamur atau piramida, terbuat dari daun rumbia atau ijuk dengan penahan bambu.
Rumah tambi tidak memiliki dinding luar. Atapnya yang bersifat dominan dengan kemiringan sekitar 60 derajat berfungsi pula sebagai dinding rumah. Seperti umumnya rumah tradisional di Indonesia lainnya, sambungan bagian-bagiannya tidak dibuat dengan paku, tapi diikat dengan tali rotan.
Rumah tambi menghadap arah utara-selatan. Ada larangan dalam suku Lore untuk membangun rumah membelakangi matahari. Pada pintu rumahnya terdapat ukiran kepala kerbau.
Tangga rumah biasanya terbuat dari kayu bulat. Pada rumah kepala adat, anak tangganya berjumlah ganjil, sementara penduduk biasa jumlah anak tangganya genap. Alas rumah ini terbuat dari balok-balok kayu yang tersusun rapi. Fondasi rumahnya terbuat dari batu alam.
Ruangan dalam rumah tambi tidak disekat, terdiri atas beberapa bagian. Bagian pertama merupakan ruang utama (labona), berfungsi sebagai ruang tamu bagi kerabat dekat.
Bagian kedua merupakan ruang serbaguna (asari atau para-para), digunakan baik sebagai tempat tidur maupun sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda pusaka. Ruang ini terletak di sekeliling labona di sepanjang dinding rumah. Posisinya lebih tinggi dari labona (sekitar 35 cm).
Adapun bagian ketiga adalah tungku perapian (rapu) yang terletak di tengah. Selain untuk memasak, rapu berfungsi sebagai penerangan kala malam hari dan sebagai penghangat ruangan kala suhu dingin.
Sebagai tempat penyimpanan hasil panen dibuatlah lumbung padi atau buho yang bangunannya terpisah dari rumah induk. Lokasinya biasa di belakang atau di samping rumah. Bentuk buho lebih kecil, tapi lebih terbuka karena atapnya tidak menutupi seluruh bagian dalam seperti layaknya rumah tambi.
Rumah tambi digunakan baik oleh kalangan biasa maupun bangsawan. Yang membedakan adalah bubungan rumahnya. Bubungan rumah tambi yang ditinggali kalangan bangsawan dipasangi tanduk kerbau, sedangkan yang ditempati kalangan rakyat biasa tidak.
---
Referensi: