Tari Kain Kromong merupakan tarian tradisional asal Jambi. Menggunakan selendang dari kain tenun sebagai ciri khasnya, tari ini sudah dikenal sejak tahun 1800-an di daerah Mandiangin, Kabupaten Sorolangun, Jambi.
Dilansir pariwisataindonesia.id, Tari Kain Kromong berkaitan erat dengan legenda di daerah Mandiangin Tuo. Menurut legenda tersebut, tarian ini pertama kali ditarikan oleh seorang gadis cindo (cantik) setelah berhasil menenun kain.
Dikisahkah, melalui ritual tertentu masyarakat Mandiangin menangkap seorang tirau bernama Satisa. Tirau adalah mahluk gaib atau makhluk jadi-jadian yang hidup di dua alam. Karena penangkapan dan ritual tersebut, Satisa yang cantik jelita tidak dapat lagi kembali ke alamnya.
Satisa lalu menghabiskan hari-harinya dengan membuat kain tenun dengan seluruh hati dan perasaan di salah satu rumah. Setiap menyelesaikan sebuah kain, Satisa bergembira. Ia menari penuh suka cita dengan kain di tangan, sambil menggumamkan suara serupa suara dari alat musik kromong, kendang, dan gong sebagai irama untuk mengiringi tariannya.
Saat Satisa menari, seorang wanita mengintip. Dia pun mengingat gerakan tersebut dan mengajarkannya pada orang lain. Hingga akhirnya tarian itu berkembang dan dikenal dengan nama Tari Kain Kromong.
Gerakan-gerakan dalam tarian tradisi khas Mandiangin ini sangat lembut, tenang, dan lemah gemulai. Konon, gerakan tersebut didapat Satisa saat mengamati lingkungan sekitar, seperti gerakan burung-burung saat terbang di angkasa.
Ada pula gerakan badan berputar dan tangan mengayun-ngayun dengan gemulai. Salah satu ciri khas tarian ini adalah langkah kaki yang hanya berpijak di satu titik, tidak berpindah-pindah.
Diduga, awalnya para penari Tari Kain Kromong menggunakan kostum berupa dodot atau kemben dengan teratai dada. Dengan masuknya ajaran Islam, kostum para penari pun mengalami penyesuaian.
Kini, para penari menggunakan baju kurung, kain songket, dan perhiasan kepala. Meskipun mengalami perubahan, properti utama yang digunakan tetap sama, yaitu selembar kain tenun yang disebut selendang pelangi.
Tari Kain Kromong diiringi dengan alunan alat musik tradisional, seperti kromong (kulintang), gendang, dan gong. Tari yang juga populer dengan nama Tari Kajang Kain ini dapat dipentaskan secara tunggal, berpasangan, hingga berkelompok.
Tarian ini biasanya dipertunjukkan pada penyambutan tamu kehormatan. Tari ini juga kerap dipentaskan dalam acara pernikahan, peringatan hari kemerdekaan Indonesia, hingga festival budaya.
Pada 2016, Tari Kain Kromong ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Provinsi Jambi.