Loading...
You are here:intronesia/intro./Hujan Selama Lebih Dari 1 Juta Tahun Pernah Terjadi di Bumi
Hujan Selama Lebih Dari 1 Juta Tahun Pernah Terjadi di Bumi

Hujan Selama Lebih Dari 1 Juta Tahun Pernah Terjadi di Bumi

23.06.2022 02:46 WIB
1-2 menit

Sekitar 233 juta tahun yang lalu, hujan pernah turun selama lebih dari satu juta tahun di superbenua Pangea. Hujan itu kini dikenal sebagai Carnian Pluvial Episode (CPE).

Peristiwa tersebut merupakan suatu perubahan mencolok dari kondisi Trias akhir yang biasanya kering.

Berdasarkan sebuah penelitian di jurnal Science Advances berjudul Extinction and dawn of the modern world in the Carnian (Late Triassic), ditunjukkan bahwa hujan CPE juga merupakan sebuah kepunahan besar yang dipicu oleh letusan gunung berapi dan perubahan iklim. Hal itu kemudian mengakibatkan kematian sepertiga dari seluruh spesies laut, sejumlah besar tumbuhan dan hewan darat.

Para penulis penelitian tersebut berpendapat, Carnian Pluvial Episode adalah periode pergantian yang membuka jalan bagi dominasi dinosaurus dan evolusi banyak kelompok hewan darat yang masih eksis di Bumi saat ini.

Lantas, apa penyebab hujan lebih dari satu juta tahun itu sendiri?

Para peneliti percaya, penyebab hujan pada zaman Trias akhir itu adalah bidang lava yang membentang di wilayah yang dikenal sebagai Provinsi Wrangellia. Daerah ini membentang ribuan mil melintasi pantai barat Kanada saat ini.

Dikutip dari Live Science, provinsi tersebut terbentuk oleh aktivitas vulkanisme selama periode Carnian dan tumpang tindih dengan hujan CPE.

Berbagai studi yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa letusan dahsyat itu melepaskan kira-kira 5 ribu gigaton karbon ke atmosfer. Hal inilah yang kemungkinan memulai perubahan iklim secara ekstrem.

Pada waktu itu, dunia menjadi jauh lebih lembap, hujan lebat menjadi sesuatu yang biasa, lautan menjadi asam, semua spesies mati secara berbondong-bondong, dan tumbuhan serta hewan baru yang asing pun mengambil alih.

Itulah perkiraan sejarah hujan lebih dari satu juta tahun menurut para peneliti. Namun, mereka pun mengakui ada banyak hal yang perlu dipelajari mengenai hujan CPE dan kemungkinan pencetusnya. Sebab, bisa jadi ada peristiwa vulkanik lain di luar Wrangellia.

Cek berita, artikel, dan konten INTRONESIA di Google News