Hilirisasi Nikel Dongkrak Ekonomi Daerah dan Nasional

18.03.2024 20:16
1-2 menit
PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) memainkan peran penting dalam hilirisasi industri nikel di Indonesia.
PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) memainkan peran penting dalam hilirisasi industri nikel di Indonesia. Istimewa

intronesia.id, PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) memainkan peran penting dalam hilirisasi industri nikel di Indonesia. Berlokasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, GNI menjadi kontributor signifikan bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, GNI telah mempekerjakan belasan ribu karyawan, baik dari Morowali Utara maupun dari luar daerah. Hal ini tentunya ikut membantu meningkatkan tingkat pendapatan dan taraf hidup masyarakat setempat.

Kemudian, hadirnya GNI juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah melalui pembayaran pajak dan retribusi. Pajak yang dibayarkan GNI tentunya ikut mendongkrak ekonomi setempat.

Tidak hanya itu, kehadiran GNI juga ikut meningkatkan nilai ekspor. Di mana GNI menghasilkan produk Nickel Pig Iron (NPI) dengan nilai tambah tinggi yang diekspor ke berbagai negara, salah satunya China yang kemudian NPI ini dapat diolah menjadi baja anti karat yang biasa digunakan pada peralatan perindustrian, otomotif dan alat-alat rumah tangga.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah Simon Sapary, selama 2023, nilai ekspor di Sulawesi Tengah mencapai US$ 19.385,93 juta, atau naik sebesar 1,94 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 19.016,73 juta.

Hal ini tidak terlepas dari peran serta PT GNI, yang secara tidak langsung meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah.

Kemudian, data BPS 2023 juga menyatakan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah q-to-q yang tumbuh 1,59 persen, sedangkan y-on-y tumbuh 9,73 persen. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 tumbuh sebesar 11,91 persen.

Tren Ekspor Nikel Indonesia

Ekonom senior sekaligus Pendiri CORE Indonesia Hendri Saparini mengatakan, tren ekspor RI akan bergantung ke pasar China karena didorong oleh ekspor produk turunan nikel sejalan dengan maraknya investasi smelter nikel.

Menurut Hendri, rata-rata pertumbuhan ekspor RI sepanjang 2017-2023 didominasi China dengan angka 24 persen. Disusul ekspor ke India 12,26 persen, ASEAN 5,3 persen, Jepang 2,73 persen, AS dan Uni Eropa masing-masing 2,6 persen.

Sementara kebijakan hilirisasi yang dicanangkan pemerintah, kata dia, baru berkontribusi sebesar 30 persen pada total investasi pada 2023.

Padahal jika menilik lebih dalam, adanya hilirasi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Karena program hilirisasi dapat mendukung industri dan menambah nilai barang serta mendukung ekspor.

"Sehingga diperlukan upaya lebih lanjut untuk membangun ekosistem hilirisasi yang kuat," ujarnya.

Karena itu, diperlukan strategi industri yang komprehensif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan melibatkan sektor-sektor lain untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu.

intronesia logo

intronesia.id adalah patform media digital sebagai opsi ruang informasi yang menyajikan berita dan informasi secara proporsional dan objektif.  "cintai indonesia dengan caramu"

©2024. PT Intro Media Indonesia