Loading...
You are here:intronesia/intro./Hepatitis A: Mengenali Gejala, Penyebab, Penanganan, dan Langkah Pencegahannya
Ilustrasi
Ilustrasi Rawpixel

Hepatitis A: Mengenali Gejala, Penyebab, Penanganan, dan Langkah Pencegahannya

28.09.2023 15:14 WIB
3-6 menit

Hepatitis A merupakan suatu penyakit yang dapat menyerang organ hati dan disebabkan oleh infeksi virus. Setiap tahunnya, diperkirakan ada sekitar 1,4 juta jiwa yang terkena penyakit ini di seluruh dunia. Di kawasan Asia Tenggara, kasus hepatitis A akut melanda sekitar 400.000 orang setiap tahunnya, dengan angka kematian mencapai 800 jiwa. Lebih sering terjadi pada anak-anak, hepatitis A telah menjadi perhatian serius dalam lingkup kesehatan.

Gejala awal hepatitis A dapat mencakup demam, mual, muntah, nyeri sendi dan otot, serta diare. Ketika virus mulai menyerang hati, beberapa gejala tambahan muncul, seperti urine yang berwarna gelap, tinja yang berwarna pucat, berkurangnya nafsu makan, serta perasaan gatal-gatal. Selain itu, daerah perut bagian kanan atas juga dapat mengalami rasa sakit terutama saat ditekan.

Namun, tidak semua penderita hepatitis A mengalami gejala yang jelas. Oleh karena itu, penyakit ini seringkali sulit untuk dideteksi. Hanya 1 dari 10 anak di bawah usia enam tahun yang mengalami gejala sakit kuning. Sementara itu, pada remaja dan orang dewasa, penyakit ini cenderung menimbulkan gejala yang lebih parah, dengan sekitar 7 dari 10 penderita mengalami sakit kuning.

Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV), yang merupakan virus RNA dari keluarga Picornaviridae. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi.

Penyebab dan Penularan Hepatitis A

enyebab utama penyakit hepatitis A adalah infeksi oleh virus hepatitis A (HAV), yang memiliki kemampuan penyebaran yang sangat mudah. Virus ini dapat menular melalui berbagai cara, dengan penyebaran utama terjadi melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh tinja individu yang terinfeksi hepatitis A.

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan penyebaran virus ini meliputi:

  • Kurangnya sanitasi dan kebersihan. Lingkungan yang kurang sanitasi dan kebersihan yang memadai, terutama terkait dengan sanitasi air dan sanitasi perorangan, dapat memfasilitasi penyebaran virus hepatitis A.
  • Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh partikel tinja yang mengandung virus hepatitis A dapat menjadi sumber infeksi jika dikonsumsi. Kontaminasi dapat terjadi selama proses produksi, pengolahan, atau penanganan makanan yang tidak higienis.
  • Kontak dengan individu yang terinfeksi. Kontak langsung dengan individu yang terinfeksi hepatitis A, terutama melalui kontak dengan tinja atau benda yang terkontaminasi virus, dapat menyebabkan penularan. Hal ini bisa terjadi melalui kontak pribadi, rumah tangga, atau kontak seksual.
  • Perjalanan ke daerah dengan tingkat kebersihan yang rendah. Bepergian ke daerah dengan sanitasi yang buruk atau tingkat kebersihan yang rendah meningkatkan risiko paparan terhadap virus hepatitis A. Ini dapat terjadi melalui konsumsi makanan atau minuman lokal yang terkontaminasi atau melalui paparan lingkungan yang tidak higienis.
  • Kerawanan individu. Beberapa kelompok individu memiliki risiko lebih tinggi terkena hepatitis A, termasuk anak-anak, individu yang tinggal dalam lingkungan yang padat dan kurang sanitasi, pekerja kesehatan, dan individu dengan perilaku seksual yang berisiko.

Langkah Pengobatan Hepatitis A

Langkah pengobatan hepatitis A didasarkan pada meredakan gejala yang dialami oleh penderita, karena penyakit ini cenderung sembuh dengan sendirinya melalui respons kekebalan tubuh.

Berikut adalah langkah-langkah pengobatan yang umum dilakukan:

  • Istirahat dan perawatan diri. Selama masa penyembuhan, penting bagi penderita hepatitis A untuk memberikan waktu istirahat yang cukup kepada tubuhnya. Ini membantu organ hati untuk pulih dan memulihkan diri secara efektif. Selain itu, menghindari konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan yang berpotensi merusak hati juga sangat penting.
  • Pengobatan simtomatik. Dokter dapat meresepkan obat pereda gejala seperti antipiretik (penurun demam) untuk meredakan demam, obat antiemetik untuk mengatasi mual dan muntah, serta obat pereda nyeri dan gatal jika diperlukan. Penting untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan oleh dokter dan tidak menggunakan obat-obatan tanpa pengawasan medis.
  • Nutrisi seimbang. Makan makanan sehat dan bergizi merupakan bagian penting dari pemulihan hepatitis A. Diet yang seimbang dan kaya akan sumber energi, vitamin, mineral, serta protein membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mendukung pemulihan hati.
  • Vaksinasi hepatitis A. Setelah pulih sepenuhnya dari hepatitis A, disarankan untuk mendapatkan vaksin hepatitis A. Vaksinasi akan memberikan perlindungan jangka panjang terhadap infeksi hepatitis A di masa depan.

Risiko Komplikasi Hepatitis A

Infeksi hepatitis A umumnya tidak menyebabkan penyakit hati jangka panjang (kronis) seperti hepatitis B atau hepatitis C. Namun, dalam beberapa kasus, hepatitis A dapat menyebabkan komplikasi serius. Berikut adalah risiko komplikasi yang dapat terjadi pada hepatitis A:

  • Gagal hati. Meskipun jarang terjadi, hepatitis A bisa menyebabkan kerusakan hati yang parah dan menyebabkan gagal hati. Risiko ini lebih tinggi pada individu yang memiliki kondisi hati yang sudah ada sebelumnya, seperti hepatitis B atau hepatitis C, atau mereka yang memiliki penyakit hati kronis.
  • Relaps. Pada beberapa individu, infeksi hepatitis A dapat mengalami relaps, di mana gejala penyakit mungkin muncul kembali setelah periode pemulihan awal. Relaps biasanya terjadi dalam beberapa bulan setelah infeksi awal dan biasanya memiliki gejala yang lebih ringan daripada infeksi awal.
  • Komplikasi ekstrahepatis. Meskipun hepatitis A secara khusus menyerang hati, ada kemungkinan terjadinya komplikasi ekstrahepatis, yaitu komplikasi yang melibatkan organ atau sistem lain di luar hati. Contohnya termasuk gangguan ginjal (nefritis), gangguan hematologi, dan gangguan sistem saraf.

Cara-cara Mencegah Hepatitis A

Langkah-langkah pencegahan hepatitis A melibatkan menjaga kebersihan dan vaksinasi. Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah hepatitis A:

  • Cuci tangan dengan benar. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah langkah penting dalam mencegah penyebaran virus hepatitis A. Pastikan untuk mencuci tangan sebelum menyiapkan atau menyentuh makanan, sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah kontak dengan bahan-bahan yang mungkin terkontaminasi.
  • Konsumsi makanan yang aman. Hindari makan makanan mentah atau kurang matang, terutama daging, unggas, ikan, atau makanan laut yang belum dimasak dengan sempurna. Juga, hindari menyantap makanan dari pedagang kaki lima atau tempat yang tidak terjamin kebersihannya.
  • Minum air yang aman. Pastikan air yang dikonsumsi bersih dan aman. Jika Anda berada di daerah dengan akses air yang dipertanyakan, disarankan untuk meminum air yang telah dimasak, air kemasan yang tersegel, atau menggunakan air yang telah diolah dengan baik.
  • Hindari kontak dengan tinja yang terkontaminas. Berhati-hatilah dalam kontak dengan tinja individu yang terinfeksi hepatitis A. Hindari berbagi barang-barang pribadi yang terkontaminasi seperti sikat gigi, gunting kuku, atau jarum suntik.
  • Vaksinasi hepatitis A. Vaksin hepatitis A adalah langkah pencegahan yang efektif. Vaksin diberikan dalam dua dosis dengan jarak waktu tertentu dan memberikan perlindungan jangka panjang terhadap infeksi hepatitis A. Vaksinasi sangat dianjurkan bagi mereka yang berisiko tinggi, termasuk individu dengan penyakit hati kronis, pengguna jarum suntik, orang yang tinggal atau bepergian ke daerah dengan tingkat kebersihan yang rendah, dan orang yang bekerja di bidang kesehatan.
  • Kebersihan pribadi. Selain mencuci tangan secara teratur, penting juga untuk menjaga kebersihan pribadi yang baik, seperti tidak berbagi peralatan pribadi seperti sikat gigi atau pisau cukur, menggunakan kondom dalam hubungan seksual, dan menghindari praktek-praktek yang meningkatkan risiko penularan virus.
Cek berita, artikel, dan konten INTRONESIA di Google News