intronesia.id, - Harga beras terancam naik karena fenomena El Nino dan kebijakan tunjangan pertanian India.
Melansir Reuters, Rabu (5/7), harga beras global saat ini mencapai level tertinggi selama 11 tahun terakhir dan diperkirakan terus meningkat setelah India mendorong peningkatan pendapatan petani.
India yang menyumbang lebih dari 40 persen ekspor beras dunia dan merupakan pemasok termurahnya, akan meningkatkan pembayaran kepada petaninya.
Harga ekspor beras India melonjak 9 persen ke level tertinggi dalam lima tahun, menyusul kenaikan 7 persen bulan lalu dalam harga yang dibayarkan pemerintah kepada petani untuk beras musim baru.
"India adalah pemasok beras termurah," kata Presiden Asosiasi Eksportir Beras (REA) BV Krishna Rao.
"Ketika harga India naik karena harga dukungan minimum yang baru, pemasok lain juga mulai menaikkan harga," lanjutnya.
Beras merupakan makanan pokok bagi lebih dari 3 miliar orang dan hampir 90 persen dari tanaman intensif air diproduksi di Asia, di mana pola cuaca El Nino biasanya menurunkan curah hujan. Dampak El Nino disebut tidak hanya terbatas pada satu negara saja, tapi hampir seluruh negara produsen.
Terlepas dari perkiraan panen Asia yang kuat, beberapa rumah perdagangan global memperkirakan El Nino akan mengurangi produksi semua produsen beras utama.
Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memperkirakan persediaan beras global akan turun ke level terendah dalam enam tahun terakhir yakni sebanyak 170,2 juta ton pada akhir 2023 lantaran penurunan stok di China dan India.
Di India, penanaman padi pada musim panas turun 26 persen dari tahun lalu karena curah hujan 8 persen lebih sedikit dari biasanya.
"Situasi pasokan sangat ketat, dan penurunan ekspor India berpotensi menyebabkan harga global melonjak," kata dealer yang berbasis di Singapura dengan rumah perdagangan global.
Namun beberapa negara pembeli beras asal Asia, seperti Indonesia dan Filipina, telah membangun stok dan meningkatkan pembelian dari Vietnam.