Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, memberikan sanksi kepada Ade Armando karena dianggap telah menciptakan kegaduhan dan mencela partai politik lain.
"Untuk sementara kita suruh Bang Ade Armando untuk traktir kita di DPP, itu sanksi pertama. Ya, jangan sampai ada sanksi ke dua," kata Kaesang di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Jumat (6/10).
Sanksi tersebut merupakan tindakan disipliner dari PSI, dan beberapa kader PSI lain juga mendapatkan tindakan disipliner.
"Sudah kami disiplinkan, sudah kami ingatkan di setiap meeting mingguan kita berpolitik yang gembira, sopan dan santuy," tutur Kaesang.
Dalam menerima sanksi tersebut, Ade Armando bersikap patuh. Dalam unggahan video di akun sosial medianya, Ade menyatakan bahwa ia akan patuh karena ia hanyalah seorang anggota, sedangkan Kaesang adalah ketua yang didukung oleh presiden.
"Pertama, Mas Kaesang itu Ketua Umum PSI saya cuma anggota saya nurut lah," kata Ade melalui unggahan video di akun X-nya @adearmando61, Jumat (6/10).
"Kedua, di belakang mas Kaesang itu ada Presiden Jokowi yang sangat pintar, jadi saya duga teguran itu juga datang dari Pak Jokowi," imbuhnya.
Selain itu, Ade juga mengakui bahwa ia akan mematuhi sanksi yang diberikan oleh Kaesang karena menurutnya masukan yang diberikan masuk akal. Terlebih lagi, ia menyebut bahwa masukan dari Kaesang sesuai dengan pendekatan politik yang dilakukan oleh Joko Widodo dan dianggap berhasil.
"Kedua, di belakang mas Kaesang itu ada Presiden Jokowi yang sangat pintar, jadi saya duga teguran itu juga datang dari Pak Jokowi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ade mengaku bahwa ia akan lebih tenang dalam berpolitik sesuai dengan arahan Kaesang, karena PSI saat ini dianggap lebih kuat daripada sebelumnya.
"Kemarin-kemarin itu kan saya berantem gara-gara saya merasa diinjak-injak mereka yang membenci PSI. Sekarang saya merasa PSI sudah kuat jadi buat apa juga berantem," ucapnya.
Sebelumnya, PSI dan PDIP sempat saling sindir setelah Ade Armando mengklaim bahwa ia mendapatkan informasi bahwa calon presiden potensial, Ganjar Pranowo, telah menandatangani kontrak politik dengan PDIP.
Salah satu poin dalam kontrak yang disebutkan oleh Ade adalah jika Ganjar terpilih sebagai presiden, maka susunan kabinetnya akan ditentukan oleh PDIP.
Ade meminta klarifikasi mengenai kabar tersebut. Omongan Ade tersebut mendapatkan respons dari Ketua DPP PDIP, Said Abdullah.
Said menyebut PSI sebagai partai kecil pengganggu yang mencari perhatian publik dengan mengusik PDIP yang merupakan partai pemenang dalam Pemilu 2019.
Tidak tinggal diam, Ade kembali mengomentari PDIP dengan menyebut bahwa popularitas Ganjar selama ini bukanlah karena peran PDIP, melainkan karena relawan.
Pada Kamis (5/10), Kaesang mengaku telah meminta maaf kepada Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, atas perilaku sejumlah kader PSI yang dikatakan telah mencela PDIP.
"Dan saya juga tadi sempat meminta maaf untuk teman-teman PSI yang dulunya, bisa dibilang mencela atau pun merendahkan PDIP. Saya dari PSI meminta maaf kepada Mbak Puan secara langsung dan teman-teman PDIP yang lainnya," ucap Kaesang.
Dalam pertemuan selama sekitar dua jam antara Kaesang dan Puan di Ombe Koffie, Menteng, Jakarta Pusat, Puan menyambut baik permintaan maaf Kaesang. Ia menekankan bahwa politik di Indonesia harus dibangun berdasarkan etika.
Ia juga menyebutkan bahwa dalam politik, perbedaan kepentingan dan kebijakan merupakan hal yang wajar.