Presiden Joko Widodo secara terperinci mengungkapkan tipe-tipe pemimpin yang sebaiknya dihindari dalam pemilihan kepemimpinan. Hal tersebut diungkapkan Jokowi, dalam acara Konsolidasi Nasional Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (7/10)
Jokowi menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin nasional yang memiliki nyali besar, terutama dalam menghadapi tekanan dari negara-negara besar.
"Mengenai pemimpin yang kita pilih ini, hati-hati memilih pemimpin. Tantangan ke depan itu bukan semakin ringan, tapi semakin berat [karena] dunia yang tidak sedang baik-baik saja," tuturnya dalam acara Konsolidasi Nasional Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi, di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/10).
Tantangan-tantangan yang dihadapi mencakup perang, perubahan iklim, dan krisis pangan.
"Dibutuhkan pemimpin yang memiliki keberanian, dibutuhkan pemimpin yang memiliki nyali jangan digertak negara lain sudah langsung ciut," cetus Jokowi.
"Jangan kita digugat, misalnya, oleh Uni Eropa, WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), kita jadi grogi. Tidak boleh negara sebesar Indonesia memilih pemimpin yang dapat ciut nyalinya digertak negara besar mana pun. Setuju?" cetus dia, disambut jawaban serentak sekitar 16 ribu relawan, "Setuju!"
Selain itu, Jokowi menyoroti bahwa pemimpin ideal adalah mereka yang berani mengambil risiko, bukan mencari cara untuk selamat.
"Jadi pemimpin harus berani mengambil risiko. Itu pemimpin yang betul. Jangan hanya cari selamat, cari enak, menikmati nikmatnya, enaknya duduk di istana, tidur di istana," paparnya.
"Kita ingin cari pemimpin yang mau bekerja keras untuk rakyatnya. kalau ada masalah tidak menghindar, kalau ada problem berani mendekat dan menyelesaikannya," pungkas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Saat ini, terdapat tiga bakal calon presiden yang telah dideklarasikan kepada publik. Mereka adalah Ganjar Pranowo dari PDIP, Prabowo Subianto dari Partai Gerindra, dan Anies Baswedan yang merupakan non-kader partai politik.