Bakal calon presiden Ganjar Pranowo menyentil para pengusaha batu bara dan menyebut istilah ekonomi ilegal. Hal itu ia sampaikan dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (8/11).
Ganjar menyebut pengusaha saat ini masih mencari cara gampang untuk mendapatkan uang. Salah satunya dengan menjadi pengusaha tambang batu bara.
Dan tak jarang katanya, karena ingin cepat dapat uang, pengusaha itu menggunakan cara ilegal. Dan karena itulah, jika terpilih menjadi presiden nanti, ia berjanji akan 'membabat' kegiatan ekonomi ilegal itu.
"Sekarang kita land based oriented? Karena yang menarik dan gampang di situ. Maaf dengan segala hormat, kalau ada batu bara tinggal diambil saja kok, izin sudah tahu sendiri, kalau ada keributan kita tahu praktiknya. Ini saya katakan illegal economy yang mesti dibereskan," tegasnya.
Ganjar menyebut selain di tanah, Indonesia juga memiliki kekayaan laut sangat luas. Oleh karena itu, ia ingin menerapkan prinsip ocean based jika terpilih jadi presiden.
Ia lantas bercerita pernah ditanya oleh duta besar Belanda tentang peta jalan transisi energi Indonesia. Lalu, sang dubes mempertanyakan mengapa Indonesia tetap memakai energi batu bara di tengah janji nol emisi karbon di 2060.
Ganjar mengaku dirinya tak berkelit saat ditodong pertanyaan tersebut. Ia mengamini pertanyaan sang dubes Belanda, sekaligus menyindir para pengusaha batu bara.
"Saya bilang, iyalah wong kami punya (batu bara), saya tak pungkiri. Dan pengusaha batu bara kaya-kaya. Halo-halo pengusaha batu bara, pasti benar. (Tapi) memangnya itu (batu bara) dipakai di tempat kita saja? Hai negara-negara pengekspor, Anda juga pakai," sindir Ganjar.
Sembari mengurangi pengurangan energi kotor tersebut, ia menyebut perlu disiapkan regulasi dari hulu ke hilir. Ganjar menyebut cita-citanya menerapkan pembangunan berlandaskan prinsip kelautan perlu ada kesinambungan.
Ia menekankan aturan yang jelas harus dibuat dari laut sampai ke industri.
"Masa mau menangkap ikan tapi tak ada cold storage, BBM gak ada? BBM subsidi pernah ada solar package untuk nelayan, tapi sekarang hilang," tuturnya.
"Maka perhatian harus dibagi, mikro harus ada perhatian dan afirmasi. Fasilitasi diberikan agar ini bisa tumbuh. Kalau tumbuh, gedenya minta ampun," tandas Ganjar.
