intronesia.id - Jakarta, Kombinasi kekeringan bendungan dan kesalahan sistem distribusi air telah memicu fenomena panic buying air mineral di sejumlah wilayah di Malaysia pada pekan ini. Menurut laporan, sekitar 1 juta orang di Penang dan Kedahan terdampak.
Sejumlah video viral di media sosial menunjukkan penduduk setempat "menyerbu" supermarket dan menggasak habis botol air minum dari rak-rak toko, demikian seperti dikutip dari The Star (20/5/2023).
Kejadian itu terjadi pada Selasa 16 Mei 2023. Meskipun pasokan air pulih dalam waktu kurang dari 24 jam, banyak penjual makanan memutuskan untuk tidak buka karena mereka tidak dapat menyiapkan bahan makanan tanpa air sehari sebelumnya.
Penyebabnya diduga dipicu oleh menurunnya volume air di beberapa bendungan di Penang yang tak teraliri air dari Sungai Muda secara optimal.
Bendungan Ayer Itam terisi 39,8%, Bendungan Teluk Bahang 46,2% dan bahkan Bendungan Mengkuang yang lebih besar, yang biasanya terisi lebih dari 90%, turun menjadi 88,2 %.
Anggota parlemen lokal, Chow Kon Yeow mengimbau warga Penang untuk menghemat air. Ia menunjukkan bahwa dalam kasus Bendungan Ayer Itam, air bagi penduduk setempat hanya akan bertahan untuk 120 hari lagi.
Presiden Penang Water Watch Dr Chan Ngai Weng mengatakan ini adalah "seruan" untuk warga Penang. "Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air," katanya. Chan mengatakan banyak orang menuding pemerintah Penang dan Penang Water Supply Corporation.
"Tidak benar Penang tidak memiliki rencana masa depan untuk ketahanan air. Ada banyak rencana dan pihak berwenang Penang telah berbicara dengan rekan-rekan mereka di Kedah secara damai," ujarnya.
Dikutip dari The Star (20/5/2023)