Loading...
You are here:intronesia/introNews./Hari Terakhir Pasangan Lansia Membusuk di Kamar Dalam Kesakitan Tanpa Anak-anak Mereka di Sisi
Pasangan Lansia di Bogor Jawa Barat Ditemukan Tewas Membusuk di Rumahnya
Pasangan Lansia di Bogor Jawa Barat Ditemukan Tewas Membusuk di Rumahnya bantentv.com

Hari Terakhir Pasangan Lansia Membusuk di Kamar Dalam Kesakitan Tanpa Anak-anak Mereka di Sisi

20.07.2024 22:41 WIB
2-3 menit

intronesia.id, Jakarta - Hans Tomasoa, yang akrab dipanggil Opa Hans, dan istrinya, Rita Tomasoa, atau Oma Rita, menjalani kehidupan yang mengharukan di usia senja mereka.

Pasangan lansia ini ditemukan meninggal dalam kondisi membusuk di rumah mereka di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Kisah mereka menjadi perhatian publik dan mengundang air mata.

Opa Hans, mantan pelaut berusia 83 tahun, dan Oma Rita, yang berusia 73 tahun dan menderita stroke, hanya tinggal berdua di rumah mereka.

Ketiga anak mereka telah tinggal terpisah, meninggalkan pasangan lansia ini menjalani hari-hari mereka sendiri.

Dalam detik-detik terakhir hidupnya, Opa Hans harus merawat istrinya yang sakit dengan sisa tenaganya. Ketika Opa Hans wafat, Oma Rita, yang tak mampu merawat diri sendiri, menyusul suaminya karena tak ada yang mengurusnya.

Penemuan yang Mengharukan

Pada akhirnya, tetangga menemukan tubuh mereka yang telah membusuk di dalam rumah. Kapolsek Jonggol, Kompol Wagiman, menjelaskan bahwa pasangan lansia ini hanya tinggal berdua tanpa anak-anak atau keluarga yang tinggal bersama mereka.

"Jadi dia hidup hanya berdua, jadi tidak ada anaknya, tidak ada siapa-siapa," ujar Wagiman.

Jonathan Tobing, pengurus RT setempat, menceritakan bagaimana Opa Hans berjuang merawat istrinya yang sakit seorang diri. Setiap hari, Opa Hans melakukan segala kegiatan rumah tangga, mulai dari membeli makanan hingga membersihkan tubuh istrinya yang sudah tak bisa berjalan.

Tetangga sekitar sering membantu Opa Hans, terutama dalam hal membeli makanan. Namun, kisah yang paling memilukan adalah ketika Opa Hans dibohongi oleh anaknya sendiri. Sang anak mengirimkan kabar bahwa ia telah mengirim uang Rp100 ribu, namun saat Opa Hans mengecek ATM, ternyata saldo tetap kosong.

Jonathan Tobing yang melihat Opa Hans berjalan kaki dengan tergopoh-gopoh, ia pun langsung mengantarnya ke ATM. "Opa bilang, saya mau cek ke ATM katanya anak saya ada transfer Rp100 ribu, ngomong begitu kemudian saya antar ke ATM," ungkapnya. Namun nahas, uang yang kabarnya sudah ditransfer oleh sang anak rupanya hanya tipuan.

"Sampai di ATM (ternyata) nol. Bayangin kalo Opa jalan sendiri siang-siang sampai ke lokasi ATM ternyata tidak ada harus balik lagi," katanya. Saat itu, Opa Hans hanya bisa pasrah dan kembali pulang kerumahnya dengan hampa.

Akhir Hidup yang Sepi

Sebelum ditemukan meninggal, warga sekitar sudah merasa curiga karena tidak ada aktivitas di rumah Opa Hans dan Oma Rita selama beberapa hari. Pada akhirnya, setelah berbagai upaya mengetuk pintu dan mencoba menghubungi keluarga, pihak lingkungan setempat memutuskan untuk masuk ke rumah secara paksa.

Mereka menemukan Opa Hans dan Oma Rita sudah tidak bernyawa di atas tempat tidur mereka. Jenazah keduanya kemudian dibawa ke RSUD Cileungsi untuk dimakamkan. Proses pemakaman diurus oleh warga sekitar dan jemaat gereja. Anak-anak mereka baru muncul di akhir pemakaman, tanpa ada permohonan maaf atau penyesalan.

"Saya sudah sampaikan jujur kami pengurus kecewa terhadap kalian, kalo sekarang buat apalagi," kata Jonathan Tobing.

Cek berita, artikel, dan konten INTRONESIA di Google News