Loading...
You are here:intronesia/introNews./Calon Presiden Ekuador Ditembak Mati Usai Kampanye
Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio
Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio CNN

Calon Presiden Ekuador Ditembak Mati Usai Kampanye

10.08.2023 12:08 WIB
1-2 menit

intronesia.id, Jakarta - Fernando Villavicencio langsung menjadi sorotan usai calon presiden Ekuador itu tewas akibat ditembak saat kampanye di Quito pada Rabu (9/8).

"Marah dan kaget dengan pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio. Solidaritas dan belasungkawa saya kepada istri dan putrinya," kata Presiden Ekuador, Guillermo Lasso, melalui Twitter yang sudah berganti nama menjadi X.

Lasso menegaskan bakal mencari dan menghukum pelaku penembakan ini. Dia juga mengatakan akan segera menggelar rapat Kabinet Keamanan di Carondelet. Villavicencio adalah mantan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak negara, Petroecuador. Dia lalu menjadi jurnalis, yang lantang menyuarakan dugaan kerugian kontrak minyak senilai jutaan dolar.

Dilansir Reuters, Villavicencio merupakan pengkritik vokal mantan presiden Rafael Correa, sampai-sampai pernah dipenjara 18 bulan karena kasus pencemaran nama baik terhadap sang eks pemimpin itu.

Diberitakan Associated Press, Villavicencio memang cukup keras terhadap kasus korupsi. Selama periode Correa dari 2007-2017, dia mengajukan banyak tuntutan hukum terhadap para pejabat tinggi di pemerintahan eks presiden. Sebagai seorang anggota parlemen, pria berusia 59 tahun itu juga kerap dikritik oleh politikus oposisi karena menghalangi proses pemakzulan terhadap Lasso.

Villavicencio mengatakan kepada media lokal Ekuador, El Universo, bahwa ia mencurigai konspirasi di balik upaya penggulingan Lasso. Menurut informasi yang ia himpun, pemakzulan Lasso dinilai cuma sebagai jembatan untuk meninjau kembali kasus suap yang menjerat Correa.

Lasso sendiri akhirnya menyerukan pemilihan presiden lebih awal. Villavicencio lantas dicalonkan oleh Gerakan Membangun Ekuador sebagai calon penerus Lasso. Menurut jajak pendapat teranyar, Villavicencio menempati posisi kedua dengan perolehan suara 13 persen responden menjelang Pemilu pada 20 Agustus mendatang.

Hingga kini, penyelidikan terhadap penembakan Villavicencio masih berlangsung. Pelaku dilaporkan tewas dalam baku tembak dengan aparat. Belum diketahui pasti motif ia melakukan penembakan. Ekuador sendiri merupakan negara dengan rekor kekerasan geng tertinggi dan diselimuti perdagangan narkoba yang tak terkendali.

Selama kampanye, para kandidat calon presiden pun saling menonjolkan upayanya untuk memberantas peningkatan kekerasan di negara Amerika Selatan itu, demikian laporan The Washington Post.

Cek berita, artikel, dan konten INTRONESIA di Google News